II. DASAR PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
Dasar Firman Tuhan :
Yohanes 4:23 “ Tetapi saatnya akan
datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah- penyembah benar akan menyembah
Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian.”
A. Penyembahan yang berkenan bagi Allah
Prinsip dasarnya ialah menyembah
dalam roh dan dalam kebenaran: Yohanes 4:23
a. Dalam Roh(Rm 8:26,27; Flp 3:3) :
a. Dalam Roh(Rm 8:26,27; Flp 3:3) :
-
Tulus:
Mark 5:33
-
Segenap
keberadaan kita: Luk 21:4; Rm 12:1
-
Merendahkan
diri: Ez 8:21; Mat 15:21 21-28; Flp 2:5 5-8
-
Jujur,
berterus-terang: Mat 16:15 15-17; Luk 18:8 8-10
Kita harus menjadi penyembah di
dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24). Apa dan bagaimana menyembah di dalam roh
itu ….? Menyembah di dalam roh berarti adanya hubungan roh kita dengan Roh Bapa
(bersatu), sehingga penyembahan itu menjadi suatu komunikasi antara roh kita
dengan Roh Bapa di surga. Sedangkan “di dalam roh” artinya menyembah dari dalam
hati dan bukan dari mulut dan bibir saja (Mat. 15:8-9). Kita harus menyembah
Tuhan dengan sepenuh hati, jangan menjadi orang munafik yang bisa mengangkat
tangan dan menari, tetapi mempunyai motivasi yang salah. Misalnya memiliki
motivasi supaya orang melihat mereka sebagai orang yang rohani padahal hatinya
jauh dari Bapa. Oleh sebab itu kita harus benar-benar mengoreksi motivasi kita
dalam menyembah dan menuruti kehendak-Nya, bukan kehendak kita. Kita harus
membiarkan Roh Tuhan berdiam dalam hidup kita, sehingga apapun yang kita
lakukan akan mencerminkan hidup Kristus.
Penyembah yang benar harus didasarkan pada kebenaran Firman Tuhan.
Banyak orang yang menyembah dengan tulus, tetapi memiliki konsep yang salah. Mereka memiliki gambaran tentang Allah menurut pemikirannya sendiri. Dan sebagai akibat yang paling ekstrem adalah munculah penyembahan terhadap berhala-berhala. Apakah akibat dari penyembahan yang salah konsep untuk masa depan? Penyembahan yang melibatkan emosi dan ekspresi yang salah.
b. Dalam kebenaran = dalam ajaran Tuhan Yesus (Yoh 14:6) 6):
-
Mengakui
segala dosa: Luk 18:9 9-14; Maz 51:1,2
-
Mohon
ampun segala dosa: Luk 7:36 36-50; 1 Yoh 1:9
-
Menjalankan
Firman Allah: Yoh 14:15; Mat 7:21 21-23
-
Tetap
setia kepada Allah : Luk 12:36 36-48
-
Dalam
Nama Tuhan Yesus:Kol 3:17
Menyembah dalam kebenaran, artinya (Kol 2:20-32) kita harus mengerti maunya Bapa. Bagaimana caranya…? Ya, belajar Firman Tuhan. Firman Tuhan itu adalah surat cinta dan isi hati-Nya. Kita harus mengerti firman-Nya dan merenungkannya siang dan malam (Maz. 1:2 ; Yos. 1:8), karena pada saat kita mengetahui akan firman-Nya, kita tahu bahwa firman itulah yang akan membebaskan dan memerdekakan kita. Segala sesuatu yang ada di dunia ini bisa berakhir, tetapi Firman Tuhan itu kekal dan hidup. Oleh karena itu jangan pandang remeh Firman Tuhan. (Yoh. 8:32). Kebenaran akan memerdekakan kita, makanya kita harus memelihara kebenaran dalam hidup karena Allah adalah Allah yang Mahatahu dan tidak ada yang dapat menyembunyikan suatu hal apapun dari-Nya. Dalam menyembah, kita harus menyembah Dia dengan kebenaran hidup (jujurlah terhadap Tuhan, terhadap diri sendiri dan orang lain) sehingga saat kita menyembah, kita akan masuk dalam hadirat-Nya. Saat menyembah, kita ini seperti orang yang telanjang dihadapan Tuhan, terbuka dan membiarkan Dia untuk menjubahi kita dengan hadirat-Nya dan dengan pakaian kemuliaan-Nya. Kita harus hidup dengan integritas yang mana tidak perlu ada yang disembunyikan dan dibuktikan. Jadi hiduplah dengan apa adanya dalam diri kita dan biarlah Tuhan yang bekerja dan setujulah dengan dirimu.
Tuhan adalah roh. Maka kita harus menyembah-Nya dalam roh juga. Yaitu dengan cara roh kita meresponi Tuhan dengan segenap hati. Kita perlu menyembah Tuhan dengan inovatif supaya tidak hanya asal-asalan dalam menyembah Tuhan, tetapi kita menyembah dengan sepenuh hati. Ciptakanlah keintiman bersama Tuhan. Paksa diri kita untuk membangkitkan semangat selama memuji Tuhan. Keintiman dengan Tuhan jauh lebih penting dari pada profetik (pengalaman-pangalaman karunia rohani). Karena karunia itu diberikan, bukan dicari, sedangkan keintiman akan menciptakan produktifitas. Saudaraku, marilah kita memperbaiki pujian dan penyembahan kita di hadapan Tuhan.
B. ISTILAH-ISTILAH DAN KAMUS DALAM PUJIAN & PENYEMBAHAN
BARAK
(Ibrani) Kata dasar : Barak-lutut/berkat. Kata ini dipergunakan untuk:
1. menyanjung, memberi hormat,
memberkati.
2. memuji, merayakan, memuja.
3. mengakui Allah sebagai sumber
berkat.
4. mengakui Allah sebagi sumber
kuasa.
Bentuk pujian ini menyatakan suatu sikap penghormatan dan keheningan di hadapan Allah. Tidak ada pernyataan dalam kata ini tentang ekspresi vokal ataupun ucapan. Dasar Alkitab: Mazmur 103:1-2, Mazmur 103:20-23.
SHABACH
(Ibrani). Shabach berasal dari akar kata yang berarti berseru dengan suara
keras. Kata ini dipergunakan untuk:
1. sorak kemenangan
2. memuji, memuliakan, memegahkan
3. berseru tentang kemuliaan, kuasa,
kemurahan dan kasih Allah
4. bermegah dalam Tuhan
Tetapkan pujian ini ada dalam roh kita, keluarkan lewat mulut, proklamasikan pujian ini. Dengan
demikian pujian ini merupakan pekik
kemenangan dan kejayaan Tuhan kita. Dasar Alkitab : Mazmur 47:2, Mazmur 63:4,
Mazmur 89:16, Mazmur 117:1, Yesaya 12:6
TOWDAH (Ibrani). Kata Dasar : Toda – Korban syukur yang dinaikkan oleh orang-orang Israel. Kata ini diturunkan dari Yadah, yang berhubungan dengan penggunaan tangan sebagai ungkapan
pengakuan, pemujaan dan pengorbanan.
Kata ini dipergunakan untuk :
1. mengucap syukur
2. menaikkan korban pujian sebagai
tindakan iman
3. memberikan pengakuan
Bentuk pujian ini harus dinaikkan
dengan sukacita walaupun situasi dan kondisi tidak mengajak
untuk bersukacita. Yang penting
adalah kita mau melakukannya! Dasar Alkitab :
Mazmur 42:5, Mazmur 50:23, Mazmur
69:31-32, Mazmur 100:4, Mazmur 107:22, Yesaya 51:3,
II Tawarikh 29:31
HALAL (Ibrani). Kata dasar : Halal – menjadi bersih, menjadi cemerlang, bersinar. Kata ini dipergunakan untuk:
1. menyanjung, membanggakan
2. merayakan dengan penuh sukacita,
semangat yang menyala-nyala
3. memasyurkan, mengagungkan
Bentuk pujian ini harus dipersembahkan dalam suatu sikap kegirangan dan kesukacitaan. Diekspresikan dalam : ucapan (Yeremia 31:7), nyanyian (Mazmur 69:31), tari-tarian (Mazmur 149:3), alat musik. Penekanan bentuk pujian ini adalah pada pembanggaan terhadap suatu obyek.
Dasar Alkitab : Mazmur 18:4, Mazmur
22:23 , Mazmur 44:9, Mazmur 69:35, Mazmur 102:19, Mazmur 149:3, Mazmur 150, I
Tawarikh 25:1,3, II Tawarikh 20:21.
Halal dan Yadah erat berkaitan dalam Alkitab seringkali dilakukan bersamaan secara otomatis. Kata Halal ini paling sering digunakan untuk kata puji-pujian dalam Alkitab. Kata tersebut berasal dari bentuk perintah “Haleluya” yang berarti “Pujilah Tuhan dengan kemegahan dan penuh sukacita serta memasyurkan Dia dengan suara nyaring”.
ZAMAR (Ibrani). Kata Dasar : Zamar – memainkan suatu alat musik, menyentuh dengan jari-jari bagian suatu alat musik, menyanyi dengan diiringi alat musik (khususnya memetik / membunyikan alat music yang berdawai).
Kata ini dipergunakan untuk :
1. bernyanyi, memuji
2. memainkan alat music
3. ekspresi yang penuh sukacita
dengan music
4. merayakan dengan nyanyian dan music
Biasanya Zamar juga diterjemahkan dengan kata Mazmur. Mazmur dalam bahasa Yunani ditulis PSALMOS / PSALLO yang artinya sama dengan Zamar.
Dasar Alkitab : Mazmur 30:5, Mazmur 33:2-3, Mazmur 47:6-7, Mazmur 57:8-9, Mazmur 68:4-5, Mazmur 98:5, Mazmur 144:9, Mazmur 147:7, Mazmur 149:3.
TEHILLAH (Ibrani). Berasal dari kata dasar Halal – menyanyikan halal.
Artinya pujian pengagungan, pemujaan, nyanyian kemuliaan. Tehillah adalah nama Ibrani untuk
kitab Mazmur (Pujian) Mazmur adalah
Pujian spontan yang diilhami oleh Roh Kudus, dicatat
secara permanen di dalam Alkitab.
Kata ini dipergunakan untuk :
1. Menyanjung
2. bernyanyi dengan penuh semangat
3. Bermazmur
4. merayakan dengan pujian
Bentuk pujian ini berbeda dengan bentuk pujian yang lain. Dalam bentuk pujian yang lain, kita memerlukan iman, sedangkan untuk bentuk pujian ini Allah telah menanggapi iman kita. Tehillah adalah klimaks pujian kita, dimana kita masuk dalam kemuliaan Allah secara langsung dan tidak ada hal lain yang dapat kita lakukan kecuali rasa takut, gentar, kagum, dan hormat kita dalam menyembah, memuja, meninggikan dan memuliakan Dia Raja di atas segala raja (Wahyu 4:5, Yehezkiel 1, Yesaya 6).
Dasar Alkitab : Mazmur 22:4, Mazmur
33:1, Mazmur 40:3, Mazmur 48:11, Mazmur 66:2, II Tawarikh 20:22.
YADAH
(Ibrani). Asal kata: Yadah – menggunakan tangan. Kata ini dipergunakan untuk :
1. pengakuan dengan mengangkat
tangan
2. menyembah dengan mengangkat
tangan
3. bersyukur dengan mengangkat
tangan
Penekanan pada bentuk pujian ini adalah pada pengakuan dan pernyataan terhadap suatu fakta (sifat dan pekerjaan Allah). Mengungkapkan suatu tindakan, pujian yang keluar dari dalam hati dengan ekspresi mengangkat tangan kepada Allah.
Dimana kita mengangkat tangan?
Di hadapan orang lain (Mazmur 35:18)
Di dalam rumah Tuhan (Mazmur 122:4)
Di antara bangsa-bangsa (II Samuel
22:50, Mazmur 18:50)
Dasar Alkitab : Mazmur 9:2, Mazmur
18:50, Mazmur 28:7, Mazmur 42:5, Mazmur 43:4, Mazmur 108:4, Mazmur 111:1, II
Tawarikh 20:21.
Bagaimana kita memuji Tuhan dan mengapa?
Pujian dan penyembahan adalah bagian
dari kehidupan seorang Kristen di samping doa dan pendalaman Firman yang
senantiasa disertai oleh pengucapan syukur kepada Tuhan Allah.
Beberapa hal yang Alkitab ajarkan tentang mengapa dan bagaimana kita memuji dan menyembah Tuhan dengan nyanyian, musik, gerak tubuh dan sebagainya:
Beberapa hal yang Alkitab ajarkan tentang mengapa dan bagaimana kita memuji dan menyembah Tuhan dengan nyanyian, musik, gerak tubuh dan sebagainya:
Mengapa kita menyanyi?
Maz 100:4 : Masuklah melalui pintu
gerbangnya, dengan NYANYIAN SYUKUR, ke dalam pelataranNya dengan PUJI-PUJIAN,
bersyukurlah kepadaNya dan pujilah NamaNya! 1 Kor 14:15b; Kel 15:1-18; Hak
5:1-31; Ef 5:19
Mengapa kita bersorak-sorai?
Maz 32:11: Bersukacitalah dalam
Tuhan dan BERSORAK-SORAKLAH, hai orang-orang benar;
BERSORAK-SORAILAH hai orang-orang
jujur! Maz 27:6; Maz 35:27; Ef 5:19; Maz 47:2; Maz 98:4.
Mengapa kita berdoa dan menyanyi dengan roh dan akal budi?
1 Kor 14:15b : Aku akan berdoa
dengan ROHKU, tetapi aku akan berdoa juga dengan AKAL
BUDIKU; aku akan menyanyi dan memuji
dengan ROHKU, tetapi aku akan menyanyi dan
memuji juga dengan AKAL BUDIKU.
Mengapa kita bertepuk tangan?
Maz 47:2 : Hai segala bangsa,
BERTEPUK-TANGANLAH, elu-elukanlah Allah dengan sorak-
sorai! Maz 98:8; Yes 55:12.
Mengapa kita mengangkat tangan?
Maz 63:5 : Demikianlah aku mau
memuji Engkau seumur hidupku dan MENAIKKAN
TANGANKU demi NamaMu. Maz 134:2; Maz
141:2.
Mengapa kita menari?
Maz 149:3 : Biarlah mereka
meuji-muji NamaNya dengan TARI-TARIAN, biarlah mereka
bermazmur kepadaNya dengan rebana
dan kecapi! Maz 30:12; Maz 150:4.
Mengapa kita berdiri?
2 Taw 20:19 : Kemudian orang Lewi
dari bani Kehat dan bani Korah BANGKIT BERDIRI
untuk menyanyikan puji-pujian bagi
Tuhan, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring. Wah 7:9-10.
Mengapa kita berlutut?
Maz 95:6 : Masuklah, marilah kita
sujud menyembah, BERLUTUT di hadapan Tuhan yang
menjadikan kita. Luk 22:41; Ef 3:14
Mengapa kita bermazmur?
Ef 5:18b-19 : Tetapi hendaklah kamu
penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada
yang lain dalam MAZMUR, dan kidung
puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyilah dan
bersoraklah bagi Tuhan dengan
segenap hati. Maz 27:6b; Maz 47:7; Maz 98:1
Mengapa kita memakai berbagai alat musik?
Maz 150:3-5 : Pujilah Dia dengan
tiupan SANGKAKALA, pujilah Dia dengan GAMBUS dan KECAPI! Pujilah Dia dengan
REBANA dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan KECAPI
dan SERULING! Pujilah Dia dengan
CERACAP yang berdenting, pujilah Dia dengan CERACAP yang berdentang.
Unsur-unsur Dalam Pujian dan Penyembahan
Pujian dan penyembahan tidak hanya sekedar sebagai sambilan
sembari manunggu atau mengulur waktu dalam sebuah ibadah. Paulus dan Silas
pernah memuji Tuhan dalam keadaan yang memprihatinkan di penjara. Dan kehadiran
Tuhan begitu dasyat pada waktu itu. Ada kuasa dalam pujian dan penyembahan.
Bisa juga sebaliknya jika memiliki sikap yang salah (tidak hormat, silang
tangan, pikiran tidak fokus, dll). Orang-orang yang demikian mengalami kerugian
dan bahaya.
Unsur
dalam Pujian :
P : Proclaim : Memproklamasikan
karakter dan keberadaan-Nya.
R : Rejoice : Bersukacita dan
bergembira, karena hati yang senang adalah obat.
A : Applause :Bertepuk tangan. Kita
bertepuk tangan sebagai ungkapan kekaguman kita kepada Tuhan.
I : Intimacy :Keintiman dengan
Tuhan.Ada 2 jenis keintiman di dunia, yaitu keintiman antara
orang tua dengan anak dan suami dengan istri. Keintiman suami dengan istri bisa hilang
saat ada kecurigaan. Kita akan sulit intim dengan Tuhan saat kita masih menaruh curiga terhadap Tuhan. Orang-orang yang boleh naik ke gunung Kudus-Nya adalah orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.
orang tua dengan anak dan suami dengan istri. Keintiman suami dengan istri bisa hilang
saat ada kecurigaan. Kita akan sulit intim dengan Tuhan saat kita masih menaruh curiga terhadap Tuhan. Orang-orang yang boleh naik ke gunung Kudus-Nya adalah orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.
S : Shout : Bersorak-sorai bagi Tuhan.
E : Expression : Mengekspresikan pujian
kita pada Tuhan lewat wajah kita.
Saudaraku, janganlah kita hanya mau mendengar tentang kuasa
Tuhan, tetapi kecaplah dan lihatlah sendiri. Alami sendiri bersama dengan
Tuhan. Janganlah kita memuji Tuhan bergantung pada mood kita. Orang-orang yang
hidup dengan "mood-moodan" adalah orang yang kalah dengan jiwanya.
Kita adalah orang-orang yang punya kuasa atas jiwa kita!!. Kita adalah pemuji
di hadapan Tuhan. Kita bukan seorang penyanyi yang harus memiliki banyak
persyaratan, teknik, yang tidak memikirkan dampak dari apa yang dinyanyikannya.
Kita adalah seorang pemuji yang menyanyikan sesuatu yang dialami serta
memikirkan dampaknya. Tuhan membuat perbedaan dalam hidup orang percaya, yaitu
ketika Roh Allah ada dalam hidupnya dan membuat kita berani menghadapi
kenyataan. Oleh karena itu, jangan berikan yang setengah-setengah bagi Tuhan,
karena Ia memberi yang terbaik bagi kita. Tuhan tidak mencari kualitas suara,
tapi kualitas hati.
Unsur
dalam Penyembahan :
W : Wait upon the Lord : Menantikan
Tuhan.
O : Offer our life to Him : Hidup kita
adalah milik-Nya, yang harus kita berikan adalah cita-cita, ambisi,
keinginan-keinginan pribadi kita.
R : Rest in His presence :Beristirahat
dalam hadirat-Nya.
S : Sing a new song unto The Lord
:Bermazmur bagi-Nya.
H : Humble before Him :Setuju dengan
Tuhan dan tidak protes terhadap kedaulatan-Nya.
I : Intimacy :Hubungan pribadi dengan
Tuhan. Keintiman kita dengan Tuhan tidak harus selalu
dengan kata-kata.
P : Pleasing Him :Menyenangkan
hati-Nya. Berikan hak, ambisi dan cita-citamu kepada Tuhan.
PERANAN MUSIK DALAM PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
Walaupun tidak selalu menggunakan
musik saat memuji dan menyembah Tuhan, namun musik memiliki peranan yang besar
dalam pujian dan penyembahan. Tahukah Saudara bahwa Tuhan menyukai musik?
Dahulu kala, sebelum Iblis berkuasa di bumi, Iblis menjadi malaikat pemimpin
musik dan penyembahan di surga. Ia bernama Lucifer. Namun, karena
keangkuhannya, ia dibuang oleh Allah ke bumi dan menjadi penguasa kerajaan
kegelapan (lihat Yesaya 14:11-21).
Saat Salomo mentahbiskan Bait Suci di Yerusalem, ia menggunakan musik yang lengkap dan musisi-musisi handal (lihat 2 Tawarikh 7:6). Pada saat Hizkia kembali kepada ke jalan Tuhan, ia pun membentuk tim musik dan penyembahan untuk mengagungkan Tuhan (lihat 2 Tawarikh 29:25-28). Di dalam hal ini, jelaslah bahwa musik ilahi penting bagi sebuah pembaharuan rohani.
Musik, di dalam pujian dan penyembahan juga memiliki kuasa untuk mematahkan kuasa kegelapan (lihat Yosua 6:2-5). Di kitab Yosua dikisahkan bahwa setelah meniup sangkakala sambil mengelilingi tembok Yerikho, maka tembok itu hancur. Selain itu, musik juga mendatangkan kesembuhan atau pemulihan (lihat I Samuel 16:14-16). Di kitab Samuel ini dikisahkan bahwa ketika Saul kerasukan setan, maka Daud memainkan kecapi buat dia. Permainan kecapi Daud membuat Saul disembuhkan/dipulihkan dari kerasukan itu.
Saat Salomo mentahbiskan Bait Suci di Yerusalem, ia menggunakan musik yang lengkap dan musisi-musisi handal (lihat 2 Tawarikh 7:6). Pada saat Hizkia kembali kepada ke jalan Tuhan, ia pun membentuk tim musik dan penyembahan untuk mengagungkan Tuhan (lihat 2 Tawarikh 29:25-28). Di dalam hal ini, jelaslah bahwa musik ilahi penting bagi sebuah pembaharuan rohani.
Musik, di dalam pujian dan penyembahan juga memiliki kuasa untuk mematahkan kuasa kegelapan (lihat Yosua 6:2-5). Di kitab Yosua dikisahkan bahwa setelah meniup sangkakala sambil mengelilingi tembok Yerikho, maka tembok itu hancur. Selain itu, musik juga mendatangkan kesembuhan atau pemulihan (lihat I Samuel 16:14-16). Di kitab Samuel ini dikisahkan bahwa ketika Saul kerasukan setan, maka Daud memainkan kecapi buat dia. Permainan kecapi Daud membuat Saul disembuhkan/dipulihkan dari kerasukan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar